Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah memerintahkan pengusiran tiga pejabat konsuler Amerika Serikat. Ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di negeri itu terkait aksi-aksi protes antipemerintah.
Dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi pada Minggu, 16 Februari waktu setempat, Maduro tidak menyebutkan nama-nama ketiga pejabat diplomatik AS tersebut.
Namun Maduro menuduh ketiganya menyusup ke universitas-universitas Venezuela dengan dalih melakukan pekerjaan konsuler yang melibatkan visa pelajar. Demikian seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (17/2/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskan Maduro, dirinya tak akan mentolerir ancaman-ancaman terhadap kedaulatan Venezuela.
Sebelumnya, Maduro juga telah menuding pemerintah AS bekerja sama dengan oposisi dalam upaya menggulingkan pemerintahan sosialisnya. Washington membantah tudingan tersebut.
Venezuela tengah dilanda aksi-aksi demo antipemerintah yang telah berlangsung hampir dua pekan ini. Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Sabtu, 15 Februari waktu setempat menyampaikan kekhawatiran atas apa yang disebutnya "kekerasan tak masuk akal" yang terjadi selama aksi-aksi demo di Venezuela. Kerry pun mengecam penahanan para demonstran antipemerintah oleh otoritas Venezuela.
(ita/ita)











































