Keberadaan pesawat ini akan sangat membantu militer Australia untuk mengawasi kapal-kapal maupun pesawat musuh di zona konflik. Pesawat tak berawak mendeteksi nelayan ilegal dan para pencari suaka yang selama ini menjadi masalah rumit bagi pemerintah Australia.
Demikian seperti dilaporkan media setempat The Australian dan dilansir AFP, Sabtu (15/2/2014),
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai negara maritim, kemampuan dengan jenis cakupan seperti ini harus menjadi perhatian kita. Oleh karena itu, pemerintahan ini tertarik menjalankan langkah hemat biaya dalam mendapatkan program khusus dan kemungkinan memberlakukannya," ujar Johnston.
Usulan penggunaan pesawat tak berawak sebenarnya telah diajukan sejak lama namun mangkrak selama nyaris satu dekade, karena pemerintah Partai Buruh sebelumnya menolak konsep ini. Pemerintahan sebelumnya meyakini bahwa teknologi yang digunakan pesawat semacam ini masih belum matang.
Jika memang disepakati pembelian pesawat tak berawak ini, maka nantinya akan mengganti keberadaan pesawat pengintai P-3 Orion yang sejak lama digunakan oleh militer Australia. Pesawat P-3 Orion yang juga buatan AS ini memang khusus untuk memantau wilayah perairan.
Penggunaan pesawat tak berawak selama ini marak dilakukan militer Amerika Serikat, tidak hanya di wilayah-wilayah konflik tapi juga di wilayahnya sendiri. Keberadaan pesawat semacam ini oleh memicu polemik, karena banyaknya korban sipil dibanding target terorisme yang selama ini disebut-sebut sebagai target utama AS.
(nvc/trq)