Pihak kebun binatang mengatakan hewan berleher panjang itu berjenis kelamin jantan dan diberi nama Marius. Marius dibunuh karena kewajiban untuk menghindari perkawinan sedarah.
"Jerapah kami adalah bagian dari program perkembangbiakan internasional yang bertujuan memastikan populasi jerapah yang sehat. Dan hal itu hanya bisa dilakukan dengan memasangkan komposisi genetik dari berbagai binatang di ruang yang tersedia," ujar Bengt Holst, seorang Direktur Ilmiah di kebun binatang itu. Demikian seperti dilansir dari CNN, Senin (10/2/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan yang lebih parah, usai dibunuh jerapah itu dipotong-potong dan diumpankan ke singa di depan anak-anak kecil. Reporter CNN Jonathan Mann menanyakan pada Holst apakah anak-anak tidak menangis ketika melihat itu.
"Justru sebaliknya. Kerumunan 'sangat antusias' dan anak-anak sangat pandai bertanya," kata Holst.
Kemudian Mann kembali bertanya apakah ada kemungkinan untuk mensterilkan Marius atau memindahkannya ke kebun binatang lain daripada membunuhnya. Dan Holst menjawab, Marius akan mengambil tempat jerapah lain yang lebih berharga secara genetik.
Marius dibunuh dengan ditembak senjata bukan dengan suntikan karena Holst beralasan hal itu akan mencemari dagingnya. Selain itu, bangkainya digunakan untuk penelitian dan sebagian lain untuk diumpankan ke karnivora seperti singa, harimau, dan macan tutul.
"Jadi kita tidak menyia-nyiakan 200 kg daging," kata Holst.
(dha/trq)