Dilansir dari BBC, Sabtu (11/1/2013), Sharon meninggal di rumah sakit Sheba, dekat kota Tel Aviv. Kematian dia dikonfirmasi langsung oleh Presiden Israel Shimon Peres.
Sharon meninggal setelah mengalami koma selama delapan tahun. Dia menderita disfungsi beberapa organ vital, termasuk ginjal. Belakangan ini kondisinya terus memburuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sharon mengalami stroke akut pada 4 Januari 2006 silam. Sejak itu, pemimpin politik yang dikenal dengan kebijakan garis kerasnya terhadap rakyat Palestina ini mengalami koma yang tidak pulih-pulih hingga kini.
Sharon pertama kali terpilih sebagai perdana menteri pada Februari 2001, beberapa bulan setelah aksinya menginjak kompleks masjid al Aqsa sehingga memicu kemarahan rakyat Palestina hingga pecah gerakan perlawanan yang disebut intifadah kedua.
Pada November 2005, ia meninggalkan Partai Likud untuk membentuk partai baru, Kadima, karena frustrasi oleh kelompok garis keras yang menentang penarikan kehadiran tentara dan pemukim dari Jalur Gaza dan untuk setiap konsesi lebih lanjut di Tepi Barat yang diduduki.
Sharon sangat meyakini Israel harus terpisah dari Palestina dan secara sepihak menentukan perbatasannya sendiri .
Sharon dijuluki 'Buldozer' karena kebijakan politiknya, baik untuk gaya maupun fisiknya. Orang Arab juga mengingat Sharon sebagai 'Tukang Jagal dari Beirut' karena pembantaian pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila.
(trq/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini