Surat kabar Afrika Selatan, The Star, melaporkan bahwa istri Jantjie, Siziwe, membawanya ke rumah sakit jiwa di dekat Johannesburg untuk menjalani check-up. Namun kemudian pihak rumah sakit menyatakan bahwa Jantjie harus menjalani rawat inap.
"Beberapa hari terakhir sungguh sangat berat. Kami terus mendukungnya karena dia (Jantjie) tampak mulai mengalami mental breakdown," ucap Siziwe seperti dilansir AFP, Kamis (19/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya pada Selasa (17/12) lalu, Jantjie baru dibawa ke rumah sakit oleh istrinya untuk check-up. Tidak disebutkan lebih lanjut sampai kapan Jantjie akan menjalani perawatan di rumah sakit.
Dunia menyoroti Jantjie ketika dia dianggap tidak menyampaikan terjemahan bahasa isyarat dengan benar. Banyak warga penyandang tulis di Afsel memprotes Jantjie karena mereka tidak mengerti bahasa isyarat yang disampaikan Jantjie.
Namun dalam pembelaannya, Jantjie menyatakan dirinya penerjemah bahasa isyarat yang memiliki kualifikasi dan sering dipakai oleh acara besar di Afsel. Kepada media setempat, Jantjie berdalih penampilan dan kemampuannya menurun sejak dirinya menderita schizophrenia. Dia mengakui dirinya sedang menjalankan pengobatan.
"Saya melihat malaikat turun ke dalam stadion. Saya mendengar suara-suara dan langsung hilang konsentrasi," ucap Jantjie beberapa waktu lalu.
Media setempat marak memberitakan Jantjie, terutama soal kehidupan dan masa lalunya. Salah satunya laporan yang menyebutkan bahwa Jantjie terlibat dalam massa yang membakar hidup-hidup dua orang hingga tewas pada tahun 2010 lalu. Tidak hanya itu, Jantjie juga dilaporkan pernah terlibat kasus pemerkosaan, pencurian dan pencurian di masa lalu.
Acara mengenang Mandela dihadiri oleh hampir 100 kepala negara dan tokoh dunia. Atas insiden Jantjie ini, pemerintah Afsel telah menyampaikan permohonan maaf kepada komunitas warga tulis di Afsel.
(nvc/mad)