Ayyub Khalaf tewas dalam ledakan tersebut. Polisi berusia 34 tahun ini telah berkeluarga dan memiliki dua anak, yang berusia 6 tahun dan 9 tahun. Tindakan berani Khalaf berhasil meminimalisir korban tewas dalam insiden tersebut.
Sedikitnya 5 orang tewas dan 10 orang lainnya luka-luka dalam insiden ini. Seorang kolonel polisi setempat menyatakan, korban tewas akan lebih banyak jika Khalaf tidak dengan berani mengorbankan nyawanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayyub menjadi martir melindungi para peziarah. Namanya akan menjadi simbol abadi karena dia menyelematkan puluhan orang tak berdosa," ucap seorang rekan Khalaf, Saad Naim.
Sepupu Khalaf, Hassan Jassem memuji aksi berani Khalaf. "Sepupu saya, Ayyub Khalaf berdiri di hadapan terorisme ketika dia menyelamatkan... para peziarah dari kematian. Kami sangat bangga terhadapnya," tuturnya.
Kolega Khalaf di kepolisian, Jaafar Khamis juga memuji keberanian rekannya ini. Menurut Khamis, Khalaf sengaja mengorbankan dirinya untuk negara.
"Ayyub itu teman saja sejak masa sekolah. Dia seorang pria pemberani yang mencintai negaranya dan rela mengorbankan dirinya untuk itu," pujinya.
"Saya sangat bangga terhadapnya, karena dia berani menghadapi terorisme dan mampu membungkam suara kekerasan dan ketidakadilan dengan mengorbankan raga dan jiwanya," tandas Khamis.
(nvc/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini