Ai Guangdong (45) memiliki persediaan jagung sebanyak 3,5 ton yang menjadi sumber pangan keluarganya selama setahun hingga musim panen tahun depan. Semua bahan makanan tersebut disita oleh lima petugas pemerintahan di wilayah Liang'erzhuang, Provinsi Hebei.
Ai mendatangi rumah pemimpin Partai Komunis di wilayahnya untuk membahas penyitaan tersebut. Namun di sana, Ai justru menenggak pestisida. Dia dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit setempat. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (9/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China memberlakukan kebijakan satu anak sejak lama. Namun amandemen terbaru menyebutkan bahwa warga yang berada di daerah pedesaan diperbolehkan memiliki anak kedua, jika anak pertama mereka berjenis kelamin perempuan.
Namun dalam kasus ini, otoritas setempat memungut uang dari keluarga Ai sejak anak kedua mereka lahir. Otoritas meminta uang sebesar 60 ribu yuan (Rp 118 juta) yang disebut sebagai denda, semenjak anak ketiga mereka lahir, yang juga berjenis kelamin perempuan.
"Kami tidak akan pernah bisa membayarnya," ujar istri Ai, sembari menambahkan bahwa mereka tidak pernah mendapat tanda bukti atas setiap denda yang mereka bayarkan ke pemerintah setempat.
Kepala desa setempat berserta keluarganya menghilang semenjak insiden ini terjadi. Usai insiden bunuh diri ini, otoritas setempat menawarkan bantuan kepada keluarga Ai sebesar 15 ribu yuan (Rp 29 juta) untuk biaya pemakaman dan bantuan sosial. Namun keluarga Ai langsung menolaknya.
(nvc/ita)