Hal tersebut disampaikan pemimpin Pentagon itu dalam pidatonya di konferensi keamanan yang digelar di Manama, Bahrain seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (7/12/2013). Penegasan ini disampaikan di tengah kecemasan sejumlah negara sekutu AS di Teluk mengenai kesepakatan nuklir dengan Iran yang baru dicapai.
Hagel menyatakan, meskipun adanya kesepakatan dengan Iran tersebut, AS akan tetap mempertahankan 35 ribu personel pasukan militernya di wilayah Teluk, serta armada kapal-kapal dan pesawat-pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesuksesan kita akan terus bergantung pada kekuatan militer Amerika, dan kredibilitas atas jaminan kita pada sekutu-sekutu kita dan mitra-mitra di Timur Tengah," tandasnya.
"Kita tak akan membuat penyesuaian apapun terhadap pasukan di wilayah tersebut -- atau terhadap perencanaan militer -- sebagai akibat persetujuan interim dengan Iran," pungkas Hagel.
Kesepakatan nuklir dengan Iran telah membuat tegang hubungan AS dengan sebagian negara-negara Teluk Arab, yang memandang Iran sebagai rival berbahaya. Hagel pun mengakui besarnya "keresahan" di wilayah Teluk terkait kesepakatan nuklir tersebut.
"Pertanyaan-pertanyaan telah muncul mengenai intensi, strategi dan komitmen AS bagi wilayah tersebut," tutur Hagel. "Tapi AS akan tetap berkomitmen penuh pada keamanan sekutu-sekutu kita dan mitra-mitra kita di wilayah ini," pungkasnya.
(ita/ita)