Bentrokan itu terjadi ketika ratusan pekerja pabrik garmen melakukan aksi turun ke jalan menuju kediaman Perdana Menteri Hun Sen di jantung kota Phnom Penh. Mereka menuntut perbaikan kondisi kerja.
"Ini tindakan kejam oleh otoritas," kata Am Sam Ath, aktivis kelompok HAM setempat, Licadho seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut otoritas setempat, polisi antihuru-hara menggunakan meriam air untuk membubarkan massa demonstran. Saat itu, para buruh pabrik yang memasok merek-merek global tersebut melemparkan batu-batu ke arah polisi. Massa juga membakar sebuah kendaraan polisi. Namun menurut saksi mata, polisi juga menggunakan peluru dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Wanita yang tewas tersebut diidentifikasi sebagai Eng Sokhom (79). "Ibu saya ditembak di dada ketika dia sedang berjualan nasi di pinggir jalan," kata Vong Voleak, putri wanita tua itu.
Dalam insiden itu, belasan orang termasuk beberapa biksu Buddha ditangkap oleh polisi. Menurut reporter AFP di lokasi kejadian, polisi terlihat memukuli sejumlah demonstran yang ditahan. Beberapa di antaranya pun mengeluarkan darah akibat pemukulan tersebut.
(ita/nrl)