Tsering Gyal membakar dirinya pada Senin, 11 November di Guolou, daerah Tibet di provinsi Qinghai di China barat daya. Demikian disampaikan organisasi International Campaign for Tibet (ICT) yang berbasis di Amerika Serikat dan Radio Free Asia (RFA) yang didanai pemerintah AS.
Disebutkan bahwa polisi memadamkan api yang membakar tubuh biksu berumur 20 tahun itu dan membawanya ke rumah sakit. Tidak diketahui bagaimana kondisi pria muda itu saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini merupakan yang terbaru dari serangkaian aksi serupa di Tibet dan provinsi-provinsi sekitarnya. Tercatat setidaknya 120 orang telah melakukan aksi bakar diri sejak tahun 2009 silam. Kebanyakan dari mereka meninggal.
Pemerintah China mengecam keras aksi-aksi bakar diri tersebut dan menyalahkan Dalai Lama atas rentetan insiden tersebut. Beijing mencetuskan, pemimpin Tibet itu menggunakan aksi bakar diri itu untuk mengembangkan agenda separatis.
Namun menurut warga Tibet dan kelompok-kelompok HAM, aksi-aksi bakar diri itu sebagai protes atas ketatnya kontrol pemerintah terhadap praktik agama mereka.
Dalai Lama pun menegaskan, aksi bakar diri itu sebagai bentuk keputusasaan, yang dia sendiri tak kuasa untuk menghentikannya. "Jika saya yang menciptakan ini, maka saya berhak untuk mengatakan, 'Jangan, jangan lakukan," kata peraih Nobel Perdamaian itu.
(ita/nrl)