Pemimpin Tertinggi Buddha Wafat, Warga Thailand Berkabung

Bangkok - Pemimpin ternama umat Buddha di Thailand wafat pada usia 100 tahun. Warga Thailand pun berkabung dan bendera setengah tiang dikibarkan.

Patriark Tertinggi Somdet Phra Nyanasamvara wafat pada Kamis (24/10) kemarin. Rumah sakit Chulalongkorn tempat Nyanasamvara dirawat menyebutkan, dia meninggal akibat infeksi darah usai menjalani operasi ata infeksi usus yang dideritanya.

Orang-orang yang berkabung atas wafatnya Nyanasamvara memenuhi jalanan di luar rumah sakit. Dari rumah sakit tersebut, nantinya jenazah Nyanasamvara akan dibawa ke kuil di ibukota Bangkok untuk menjalani upacara keagamaan. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (25/10/2013).

Orang-orang dari bermacam usia, mulai dari siswa sekolah hingga wanita lanjut usia ikut berdesakan di pinggir jalanan dekat rumah sakit. Kebanyakan mereka mengenakan pakaian berkabung berwarna hitam dan putih.

Biksu senior di Thailand ini telah dirawat di rumah sakit selama beberapa tahun terakhir. Nyanasamvara yang dikenal sebagai sahabat Dalai Lama ini lahir pada 3 Oktober 1913 di Charoen Gajavatra.

Dia mulai menekuni ajaran Buddha secara mendalam sejak usia 14 tahun. Kemudian pada tahun 1989, Nyanasamvara ditunjuk menjadi Patriark Tertinggi (semacam pemimpin tertinggi umat Buddha) oleh Raja Bhumibol Adulyadej.

Raja Bhumibol menyatakan duka citanya atas wafatnya Nyanasamvara dan memerintahkan masa berkabung selama 30 hari bagi seluruh anggota kerajaan. Sedangkan seluruh gedung pemerintah dan sekolah diminta untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama 3 hari sebagai bentuk penghormatan.


(nvc/ita)