Pemerintah Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Australia menyerukan warga negara mereka masing-masing untuk waspada di Myanmar. Namun negara-negara tersebut tidak mengeluarkan larangan perjalanan ke negeri itu.
"Ada ancaman tinggi terorisme," demikian pernyataan kantor Luar Negeri Inggris menyusul ledakan di Traders Hotel di Yangon pada Senin, 14 Oktober malam lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ledakan-ledakan bom itu terjadi di saat Myanmar bersiap menjadi tuan rumah event olahraga regional pada Desember mendatang dan menjadi ketua ASEAN tahun depan.
Menurut para analis, ledakan-ledakan kecil itu tampaknya lebih dimaksudkan untuk menebar kepanikan dan mengganggu upaya-upaya reformasi yang tengah dilakukan pemerintah sipil. Bukan untuk menimbulkan korban jiwa yang besar.
Sejauh ini belum ada kelompok-kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan-ledakan bom itu. Terkait ledakan di Traders Hotel, kepolisian telah menahan seorang tersangka berumur 27 tahun di negara bagian Mon. Pria itu sebelumnya menginap di salah satu kamar di hotel tersebut.
(ita/nrl)