Malala Diundang ke Istana Buckingham untuk Bertemu Ratu Elizabeth II

Malala Diundang ke Istana Buckingham untuk Bertemu Ratu Elizabeth II

- detikNews
Senin, 07 Okt 2013 10:03 WIB
Malala (AFP)
London - Remaja putri asal Pakistan yang pernah menjadi korban penembakan Taliban, Malala Yousafzai mendapat undangan untuk mengunjungi Istana Buckingham di Inggris. Malala yang kini berkiprah dalam kampanye pendidikan untuk anak perempuan ini, akan bertemu Ratu Elizabeth II secara langsung.

Ratu Elizabeth II dan suaminya Pangeran Phillip menggelar acara di Istana Buckingham, khusus untuk mempromosikan pendidikan di Inggris dan negara persemakmurannya. Dijadwalkan, acara ini akan digelar pada 18 Oktober mendatang.

"Kami mengharapkan Malala Yousafzai hadir dalam resepsi pendidikan dan universitas persemakmuran di Istana Buckingham," ujar juru bicara istana seperti dilansir AFP, Senin (7/10/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para akademisi dan pengajar juga diundang sebagai tamu dalam acara kerajaan tersebut. Undangan dari kerajaan tersebut merupakan salah satu dari serangkaian pencapaian mengesankan Malala yang kini fokus dalam kampanye pendidikan.

Remaja berusia 16 tahun ini juga masuk dalam nominasi penerima Nobel Perdamaian yang akan digelar pada 11 Oktober mendatang.

Dalam wawancaranya dengan BBC Panorama, Malala menyatakan, merupakan pengalaman yang menakjubkan baginya jika berhasil mendapatkan Nobel tersebut. Namun dia menegaskan, tujuan utamanya bukanlah Nobel, melainkan tercapainya pendidikan bagi semua orang.

"Jika saya memenangkan Nobel Perdamaian tersebut, merupakan kesempatan yang besar bagi saya, tapi jika saya tidak mendapatkannya, itu tidak penting karena tujuan saya bukan untuk mendapat Nobel Perdamaian, tujuan saya untuk mencapai perdamaian dan tujuan saya adalah melihat pendidikan bagi semua anak," ucap Malala.

Dalam waktu dekat, Malala akan menerbitkan autobiogarfinya yang berjudul "I am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and Was Shot by the Taliban". Buku ini menceritakan kisah hidupnya, mulai dari menjadi korban penembakan Taliban hingga jatuh koma dan kemudian bangkit dan bertekad menjadi aktivis pendidikan, terutama bagi anak perempuan di negaranya, Pakistan. Di negeri itu, kaum perempuan sering dianggap warga negara kelas dua.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads