"Dua orang telah ditangkap... Siapa saja yang tidak mengenakan sebelah sepatunya pasti dihentikan, tapi kenyataannya ada dua orang yang ditangkap, dan bukan oleh kami," terang Wakil Kepala Kepolisian setempat, Said Montazer-ol-Mehdi seperti dikutip kantor berita ISNA dan dilansir AFP, Senin (30/9/2013).
Said merujuk pada petugas keamanan lain yang juga ada di lokasi saat kejadian. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut identitas dan kronologi penangkapan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat insiden ini terjadi, tidak sedikit juga pendukung Rowhani yang menyambutnya di bandara. Rowhani keluar dari atap mobilnya yang terbuka dan bermaksud menyapa para pendukungnya tersebut, namun malah mendapat perlakuan kasar.
Dari kerumunan orang, melayanglah sebuah sepatu ke arah rombongan Rowhani. Beruntung, sepatu tersebut tidak tepat mengenai Presiden Iran pengganti Mahmoud Ahmadinejad tersebut. Meski tidak kena, namun kepolisian setempat tetap menyelidiki insiden ini lebih lanjut.
"Penyelidikan tengah dilakukan," terang Said.
Percakapan telepon antara Rowhani dengan Obama memang bersejarah. Komunikasi semacam ini merupakan yang pertama kali sejak lebih dari tiga dekade terakhir, terkait ketegangan hubungan kedua negara. Hubungan diplomatik Iran dan AS terputus menyusul aksi penyanderaan di kedutaan AS di Teheran saat Revolusi Islam pada tahun 1979 silam.
Di Iran sendiri, keputusan Rowhani untuk berbicara dengan Obama rata-rata disambut baik oleh media massa maupun pejabat pemerintahan setempat. Namun tidak demikian dengan kelompok garis keras setempat yang keberatan dengan komunikasi kedua kepala negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif yang mendampingi Rowhani ke AS membela keputusan Rowhani soal panggilan telepon tersebut. "Ini merupakan awal yang baik bagi kerja yang sangat menantang yang memerlukan dukungan semua orang dan kepercayaan rakyat di negara ini," ucap Zarif melalui akun Facebook-nya.
(nvc/ita)