6 Kisah Perjalanan Hidup Si 'Janda Putih'

6 Kisah Perjalanan Hidup Si 'Janda Putih'

- detikNews
Jumat, 27 Sep 2013 14:21 WIB
6 Kisah Perjalanan Hidup Si Janda Putih
Reuters
Nairobi - Samantha Lewthwaite yang dijuluki sebagai 'Janda Putih' menjadi sosok yang paling dicari usai pembantaian sandera di Mal Westgate, Nairobi, Kenya. Wanita ini diduga menjadi dalang penyerangan tersebut. Bagaimana kisah hidupnya?

Nama Samantha dikaitkan dengan aksi penyerangan mal Westgate setelah muncul laporan adanya seorang wanita berkulit putih di antara para penyerang.

Sejumlah informasi intelijen menyebutkan bahwa Samantha sudah sejak lama aktif dalam aktivitas militan terorisme di Afrika. Dia juga disebut-sebut sebagai salah satu juru bicara kelompok militan asal Somalia, Al Shabaab, yang mendalangi serangan di mal Nairobi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini sekelumit kisah tentang perjalanan hidup Samantha:


Anak Seorang Tentara

Daily Mail
Samantha Lewthwaite awalnya hanya seorang gadis Inggris biasa. Dia anak seorang tentara bernama Andy Lewtheite yang pernah bertugas di Irlandia Utara pada tahun 1970. Ibunya adalah warga Irlandia beragama Katolik bernama Christine Allen.

Masa kecil Samantha dihabiskan di sebuah kawasan di Banbridge's Whyte Acres. Lalu mereka pindah ke Aylesbury di Buckinghamshire. Pada tahun 1995, kedua orang tuanya bercerai.

Ayahnya kini sudah berusia 85 tahun dan berada di rumah sakit. Berdasarkan testimoni para tetangga dan kerabat, sang ayah sangat shock ketika mengetahui kabar anaknya ikut terlibat dalam pembantaian di Kenya.

Menikah dengan Pelaku Bom

Daily Mail
Pada usia 17 tahun, Samantha menjadi muslim. Dia lalu mengubah namanya menjadi Sherafiyah.

Tak lama kemudian, dia menikah dengan Jermaine Lindsay, seorang pria muslim keturunan Jamaika. Mereka bertemu di sebuah forum internet muslim. Kehidupan Samantha pun langsung berubah dan lebih relijius sejak itu.

Mereka kemudian dikaruniai tiga orang anak.

Jadi Janda Putih

Reuters
Pada tahun 2005, suami Samantha, Jermaine Lindsay melakukan aksi bom bunuh diri di stasiun bawah tanah London. Bersama dengan 3 pelaku lainnya, Lindsay mendalangi aksi di sejumlah lokasi yang menewaskan 52 orang.

Setelah itu, Samantha menjadi buronan kepolisian Inggris karena diduga terkait dengan jaringan militan Al-Qaeda. Sejak itu, dia disebut "janda putih".

Pada tahun 2009, Samantha bersama tiga anaknya menghilang. Namun dia sempat terdeteksi ada di Kenya dengan paspor palsu.

Masuk Kenya dengan Paspor Palsu

Reuters
Otoritas Afrika Selatan tengah menyelidiki paspor seorang wanita Inggris yang diduga terlibat dalam serangan teroris di mal Westgate, Kenya. Wanita tersebut diduga Samantha.

Paspor palsu yang digunakan Samantha tersebut diketahui menggunakan nama samaran Natalie Faye Webb. Kini, aparat Afsel tengah berusaha mencari keberadaan paspor dari jasad pelaku wanita yang tewas di dalam mal Nairobi tersebut.

Secara terpisah, pengamat terorisme dan profesor politik dari University of Free State, Afsel, Hussein Solomon membeberkan, Samantha sering bepergian ke Afsel dan bahkan tinggal di wilayah pinggiran Johannesburg sejak awal tahun ini.

Secara terpisah, otoritas Kenya menyatakan bahwa Samantha diketahui telah memiliki suami baru yakni seorang pria Kenya. Tidak hanya itu, Samantha juga diketahui menyewa sejumlah rumah di wilayah elit di kawasan Mombasa.

Dalang Pembantaian di Kenya

Nama Samantha Lewthaite dalam pembantaian di Mal Kenya dimunculkan oleh akun twitter Al Shabaab. Dia disebutkan berada di pihak teroris.

"Sherafiyah lewthwaite aka samantha is a vrave [brave] lady! were [we are] happier to have her in our ranks!" tulis kelompok Al Shabaab dalam akun Twitternya yang kini sudah ditutup. Sherafiyah merupakan nama Islam yang kini digunakan Samantha.

Wanita berusia 29 tahun ini bahkan disebut-sebut memberikan perintah langsung kepada para pelaku penyanderaan di dalam mal Westgate. Informasi ini disampaikan oleh beberapa tentara Kenya yang mengaku melihat seorang wanita kulit putih bercadar sibuk memberikan instruksi kepada para pelaku. Sempat juga beredar kabar Samantha ikut tewas dalam insiden tersebut.

Namun belum ada pernyataan resmi dari otoritas Kenya soal hal ini. Kepolisian setempat masih menyelidiki keterlibatan seorang wanita kulit putih ini.

Belakangan kelompok militan Al Shabaab yang mendalangi penyanderaan di mal Kenya membantah keterlibatan warga negara asing (WNA) dalam aksinya. Kelompok asal Somalia ini juga membantah adanya wanita di antara para pelaku penyanderaan maut itu.

Diburu Interpol

Interpol mengeluarkan surat perintah penangkapan atas nama pemerintah Kenya bagi Samantha Lewthwaite, buronan asal Inggris yang dijuluki 'janda putih'. Tidak diketahui pasti apakah perintah penangkapan ini terkait dengan aksi penyerangan dan penyanderaan di mal Nairobi, Kenya.

Dalam dokumen resmi Interpol ini, disebutkan bahwa Samantha menjadi buronan atas kasus kepemilikan bahan peledak dan persekongkolan tindak kejahatan pada Desember 2011. Diduga keras, surat perintah penangkapan Interpol ini merujuk pada rencana pengeboman sebuah resor setempat pada tahun 2011 lalu yang melibatkan wanita berumur 29 tahun ini.

Rupanya, Samantha pergi ke Kenya bersama sejumlah koleganya. Pada saat inilah, dia disebut-sebut terlibat dalam perencanaan serangan bom di kawasan wisata setempat saat musim liburan Natal.

Sejumlah informasi intelijen menyebutkan bahwa Samantha sudah sejak lama aktif dalam aktivitas militan terorisme di Afrika. Dia juga disebut-sebut sebagai salah satu juru bicara kelompok militan asal Somalia, Al Shabaab yang mendalangi serangan di mal Nairobi tersebut.

Halaman 2 dari 7
(mad/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads