"Kami telah menerima jasad 21 orang sejak aksi protes dimulai Senin (23/9)," kata sumber rumah sakit di kota Omdurman, Khartoum seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/9/2013).
Sebanyak 8 orang lainnya tewas dalam kerusuhan di sejumlah wilayah lainnya. Seluruh korban jiwa adalah warga sipil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi-aksi protes ini merupakan yang terbesar di Sudan sejak Presiden Omar al-Bashir berkuasa pada tahun 1989 silam.
Atas situasi ini, kedutaan Amerika Serikat telah menyerukan warganya untuk menghindari tempat-tempat yang ramai. Pada Rabu, 25 September waktu setempat, aksi-aksi demo yang diwarnai kerusuhan terjadi di sejumlah distrik di Khartoum.
Aksi-aksi protes ini pertama kali terjadi di kota Wad Madani di negara bagian Gezira, sebelah selatan ibukota Khartoum. Sejak itu, aksi-aksi tersebut menyebar ke Nyala, ibukota negara bagian Darfur Selatan. Atas hal ini, otoritas pendidikan Sudan telah mengumumkan penutupan sekolah-sekolah hingga 30 September mendatang.
(ita/nrl)