Ahli biologi kelautan dari Institut Oseanografi Nasional Pakistan, Mohammad Danish menuturkan, sejumlah tim ahli telah mengunjungi 'pulau kecil' tersebut secara langsung untuk melakukan analisis. Hasilnya ditemukan kandungan gas metana pada permukaan pulau kecil tersebut.
"Tim kami menemukan gelembung yang muncul ke permukaan pulau tersebut yang bisa memicu api ketika sebuah pemantik dinyalakan dan kami melarang tim kami untuk menyalakan api apapun. Ini gas metana," jelas Danish kepada televisi GEO dan dilansir AFP, Kamis (26/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permukaan pulau ini memang solid, namun kandungan yang ada di dalamnya tidak demikian. Campuran antara bebatuan, pasir, lumpur dan air dengan sejumlah celah yang ada terlihat membentuk gundukan pulau ini. Diwarnai dengan ikan-ikan yang mati dan ganggang laut di mana-mana.
Seorang ahli gempa dari University of Melbourne, Australia, Gary Gibson menilai pulau kecil ini terbentuk dari lumpur gunung api. Gas metana yang ada di dalam gunung api memicu bahan-bahan yang ada di dekatnya untuk naik ke atas selama getaran kuat saat gempa terjadi.
"Ini pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut, tapi tetap ini merupakan peristiwa yang tidak biasa, sangat langka," ucap Gibson kepada AFP.
Dia menambahkan, struktur yang membentuk pulau ini mudah terkikis oleh gelombang air laut. Tidak jauh berbeda, Kepala Departemen Geologi Universitas Karachi, Profesor Shamim Ahmed Shaikh menyatakan bahwa pulau baru tersebut akan terkikis dalam waktu beberapa bulan saja.
"Sekitar satu tahun sebelumnya, sebuah pulau dengan ukuran yang nyaris sama juga muncul di lokasi yang sama jaraknya dari pantai di wilayah Makran. Untuk kali ini, akan terkikis dalam waktu seminggu atau beberapa bulan saja," cetus Shaikh.
(nvc/fjr)