Menteri Luar Negeri Kenya Amina Mohamed sebelumnya menyebutkan adanya dua atau tiga warga negara Amerika Serikat dan seorang wanita Inggris, yang terlibat dalam penembakan dan penyanderaan di mal Westgate, Nairobi, Kenya. Untuk si wanita Inggris, otoritas Afsel mendapat laporan bahwa dia menggunakan paspor palsu dari Afsel.
Terhadap laporan tersebut, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afsel Ronnie Mamoepa menyatakan, pihaknya tengah melakukan penyelidikan menyeluruh. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa (24/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mamoepa menambahkan, pemerintah Afsel akan bekerja bersama otoritas Kenya dalam mendapatkan salinan paspor dari warga asing yang tewas tersebut. "Untuk membantu kami mencari tahu kebenarannya," imbuhnya.
Sejumlah laporan media menyebutkan bahwa pelaku berjenis kelamin wanita yang tewas tersebut merupakan Samantha yang merupakan janda pengebom bunuh diri pada tragedi 7 Juli 2005 silam. Samantha sendiri tengah dicari oleh aparat Kenya atas kasus terorisme setelah dia masuk ke negara tersebut dengan paspor Afsel yang diyakini palsu.
Paspor palsu yang digunakan Samantha tersebut diketahui menggunakan nama samaran Natalie Faye Webb. Kini, aparat Afsel tengah berusaha mencari keberadaan paspor dari jasad pelaku wanita yang tewas di dalam mal Nairobi tersebut.
Secara terpisah, pengamat terorisme dan profesor politik dari University of Free State, Afsel, Hussein Solomon membeberkan bahwa Samantha sering bepergian ke Afsel dan bahkan tinggal di wilayah pinggiran Johannesburg sejak awal tahun ini.
"Dia berhasil masuk ke negara ini meskipun namanya masuk dalam daftar buronan Interpol," terang Solomon kepada surat kabar Beeld. Atas informasi ini, Mamoepa menolak berkomentar lebih lanjut.
(nvc/ita)