Leon Panetta yang menjabat Menteri Pertahanan AS periode Juli 2011 hingga Februari 2013 menyebut bahwa ancaman aksi militer ke Suriah tidak perlu diucapkan oleh Obama. Sedangkan rencana Obama untuk meminta dukungan Kongres AS soal rencana aksi militer tersebut, juga tidak perlu dilakukan.
"Ketika presiden AS menetapkan garis merah, kredibilitas negara ini bergantung pada komitmen dari setiap perkataannya," ujar Panetta saat berbicara di Southern Methodist University di Dallas, Texas, seperti dilansir AFP, Kamis (19/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapat tidak jauh berbeda disampaikan oleh Robert Gates yang pernah menjabat Direktur CIA pada masa Presiden George W Bush dan menjabat Menteri Pertahanan pada masa Presiden Obama. Dengan tegas, Gates menolak segala bentuk intervensi terhadap Suriah.
"Jika kita melakukan serangan militer, di mata banyak orang kita justru menjadi pejahatanya dibandingkan Assad sendiri," cetusnya secara terpisah.
Gates yang juga menantang kebijakan serangan udara NATO di Libya pada tahun 2011 ini, menyatakan bahwa serangan rudal terhadap Suriah jelas-jelas hanya akan memicu konflik yang lebih besar. "Bagaikan menyiram bensin pada api yang sangat besar di Timur Tengah," sebutnya.
"Apakah Irak, Afghanistan dan Libya tidak cukup mengajari kita bahwa ada konsekuensi yang tidak diinginkan dari sebuah aksi militer yang dilakukan?" tegas Gates.
Terakhir, Gates menyampaikan keraguannya atas kesepakatan AS-Rusia soal penghancuran senjata kimia Suriah. Ditanya apakah sudah seharusnya AS mempercayai perkataan Rusia, Gates menjawab: "Apakah Anda bercanda?"
Kritikan mantan pejabat tinggi AS, terutama yang pernah menjabat pada masa Obama seperti ini tergolong langka. Biasanya, para mantan pejabat memilih untuk diam dan menghindari berkomentar atas kebijakan presiden.
(nvc/mad)