Seorang pria tewas setelah terkena lemparan batu saat aksi demo di Bangladesh selatan. Demo tersebut dilakukan para pendukung partai Islam terbesar di Bangladesh, Jamaat-e-Islami. Di tempat-tempat lainnya, para demonstran juga terlibat bentrokan dengan aparat polisi. Massa melempari polisi dengan batu-batu, yang dibalas polisi dengan melepaskan gas air mata dan peluru karet.
"Dia (korban) terkena beberapa batu," kata Anisur Rahman, kepala kepolisian distrik Noakhali. "Dia dilarikan ke rumah sakit di Companyganj di Noakhali, dan para dokter menyatakannya meninggal," tutur Rahman kepada kantor berita AFP, Rabu (18/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukuman mati yang dijatuhkan Mahkamah Agung atas Molla tersebut berarti memperberat vonis yang sebelumnya dijatuhkan pengadilan khusus kejahatan perang.
Molla (65) pemimpin tertinggi keempat Jamaat itu, sebelumnya telah mendapat hukuman penjara seumur hidup pada Februari lalu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional. Vonis itu memicu aksi-aksi demo yang berujung kerusuhan. Namun para aktivis sekuler juga mengecam vonis itu karena menganggapnya terlalu ringan.
Bahkan dalam aksi demo di Dhaka dan kota Khulna, para demonstran juga melemparkan bom-bom kecil rakitan ke arah polisi.
Saat ini pengamanan telah diperketat di Dhaka, ibukota Bangladesh. Ribuan personel polisi dan paramiliter penjaga perbatasan dikerahkan berpatroli di jalan-jalan.
(ita/nrl)