"Ancaman serangan militer dengan dalih adanya penggunaan senjata kimia di Suriah terjadi karena mengabaikan peringatan Iran soal gas sarin yang dibawa ke Suriah sekitar 8 bulan lalu dan (karenanya) memicu jalan bagi serangan kimia di Suriah," ujar Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan seperti dilansir Press TV, Selasa (3/9/2013).
"Oleh karena itu, rencana serangan militer dengan dalih untuk membangun kembali moral teroris (di Suriah) yang hancur, melemahkan kemampuan operasional tentara Suriah dan mengganggu operasi Takfiris," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dehqan menyebut AS telah mengabaikan tuntutan internasional untuk menghindari kekerasan dan aksi militer terhadap Suriah. Ketidakpedulian AS untuk mengutamakan pendekatan dialog dan rekonsiliasi dalam menyelesaikan krisis, menurutnya, menjadi bukti bahwa slogan perdamaian yang selama ini digaungkan AS hanyalah bualan belaka.
Dehqan menekankan perlunya solusi politik yang menyeluruh bagi kondisi Suriah. "Menabur benih penghasutan perang dan kekerasan tidak akan pernah menghasilkan perdamaian dan keamanan yang bertahan lama," tegasnya.
Presiden AS Barack Obama berulang kali menyampaikan rencana aksi militer AS ke Suriah. Aksi itu disebutkan untuk menghukum rezim Presiden Bashar al-Assad atas penggunaan senjata kimia terhadap kelompok pemberontak dan rakyat sipil.
Dalam pidatonya pada akhir pekan lalu, Obama menyatakan pemerintahnya akan menunggu izin Kongres AS sebelum melancarkan serangan militer. Voting dijadwalkan akan digelar dalam rapat parlemen AS pada 9 September mendatang.
(nvc/ita)