Iran Pernah Ingatkan AS Soal Masuknya Senjata Kimia ke Suriah

Iran Pernah Ingatkan AS Soal Masuknya Senjata Kimia ke Suriah

- detikNews
Selasa, 03 Sep 2013 10:43 WIB
Ilustrasi
Teheran - Pemerintah Iran mengklaim pernah memberikan informasi soal impor bahan kimia gas sarin oleh kelompok militan Suriah, kepada pemerintah Amerika Serikat. Iran pun menyebut AS telah mengabaikan peringatan Iran tersebut.

"Ancaman serangan militer dengan dalih adanya penggunaan senjata kimia di Suriah terjadi karena mengabaikan peringatan Iran soal gas sarin yang dibawa ke Suriah sekitar 8 bulan lalu dan (karenanya) memicu jalan bagi serangan kimia di Suriah," ujar Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan seperti dilansir Press TV, Selasa (3/9/2013).

"Oleh karena itu, rencana serangan militer dengan dalih untuk membangun kembali moral teroris (di Suriah) yang hancur, melemahkan kemampuan operasional tentara Suriah dan mengganggu operasi Takfiris," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Dehqan menilai bahwa AS sebenarnya tidak memiliki kepentingan dan kemampuan untuk menggunakan tentaranya dan untuk menciptakan keseimbangan strategis di Suriah.

Dehqan menyebut AS telah mengabaikan tuntutan internasional untuk menghindari kekerasan dan aksi militer terhadap Suriah. Ketidakpedulian AS untuk mengutamakan pendekatan dialog dan rekonsiliasi dalam menyelesaikan krisis, menurutnya, menjadi bukti bahwa slogan perdamaian yang selama ini digaungkan AS hanyalah bualan belaka.

Dehqan menekankan perlunya solusi politik yang menyeluruh bagi kondisi Suriah. "Menabur benih penghasutan perang dan kekerasan tidak akan pernah menghasilkan perdamaian dan keamanan yang bertahan lama," tegasnya.

Presiden AS Barack Obama berulang kali menyampaikan rencana aksi militer AS ke Suriah. Aksi itu disebutkan untuk menghukum rezim Presiden Bashar al-Assad atas penggunaan senjata kimia terhadap kelompok pemberontak dan rakyat sipil.

Dalam pidatonya pada akhir pekan lalu, Obama menyatakan pemerintahnya akan menunggu izin Kongres AS sebelum melancarkan serangan militer. Voting dijadwalkan akan digelar dalam rapat parlemen AS pada 9 September mendatang.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads