"Itu akan menjadi serangkaian bukti dari beberapa hal berbeda yang akan memungkinkan rezim diidentifikasi dengan jelas sebagai penanggung jawab serangan kimia 21 September," kata sumber pemerintah Prancis seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (2/9/2013).
Bukti-bukti itu akan diserahkan kepada para anggota parlemen saat pertemuan dengan Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault. Pertemuan itu akan digelar sebelum debat parlemen mengenai Suriah yang akan berlangsung Rabu, 4 September.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sumber pemerintah menyatakan, intelijen Prancis telah mengumpulkan informasi yang menunjukkan rezim Suriah telah menyimpan lebih dari 1.000 ton bahan-bahan kimia, termasuk gas sarin, gas mustard dan agen neurotoxic yang lebih mematikan.
Prancis merupakan satu-satunya sekutu utama Washington yang mendukung aksi militer terhadap rezim Assad. Sementara Inggris menolak aksi tersebut setelah parlemen tidak menyetujui seruan Perdana Menteri David Cameron untuk melancarkan aksi militer ke Suriah. Pemerintah Jerman dan Italia juga menolak ikut serta dalam intervensi militer itu, jika tidak mendapat persetujuan Dewan Keamanan PBB.
(ita/nrl)