Rekaman sejumlah korban luka dan juga korban tewas berhasil didapatkan oleh tim dokumenter BBC Panorama yang berada di lokasi kejadian. Seperti dilansir news.com.au, Jumat (30/8/2013), bom ini meledak di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak Suriah.
Tim kamerawan mengaku melihat langsung jasad sejumlah siswa yang tewas akibat ledakan bom napalm, bahan kimia untuk mengentalkan bensin ini. Sejumlah saksi mata lainnya menuturkan kepada BBC, bahwa bom tersebut dijatuhkan oleh sebuah jet tempur yang sebelumnya sempat terbang bolak-balik di sekitar wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman video ini dirilis setelah pengumuman Inggris untuk tidak bergabung dengan aksi militer Amerika Serikat di Suriah. Dengan kondisi ini, AS sangat dimungkinkan melakukan serangan ke Suriah sendirian.
Anggota Kongres AS, Eliot Engel sebelumnya menyampaikan alasan mengapa AS harus bertindak, meskipun hanya seorang diri. "Sebagai AS, kita membela sesuatu. Kita membela demokrasi. Kita membela HAM. Di AS, kita punya prinsip-prinsip," tutur anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR AS itu.
"Ini keputusan yang sulit. Kita tidak menganggapnya enteng. Saya pikir dunia harus menunjukkan reaksinya dan ini cara untuk melakukannya. Pilihan terburuk bagi kita adalah tak berbuat apapun," tandasnya.
Hal senada disampaikan seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS. Bahkan menurutnya, tanpa menunggu laporan hasil penyelidikan tim inspeksi PBB pun, AS yakin bahwa rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melakukan serangan kimia.
(nvc/ita)