"Suriah akan mempertahankan dirinya dalam menghadapi setiap agresi, dan ancaman-ancaman hanya akan memperkuat komitmennya atas prinsip-prinsip dan kemerdekaannya," cetus Assad seperti dilansir Press TV, Jumat (30/8/2013).
Pemimpin Suriah itu juga menekankan, negaranya bertekad untuk menghancurkan para teroris yang didukung Israel, yang tengah memerangi pemerintahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Assad pun bersumpah negaranya akan muncul sebagai pemenang dalam konfrontasi dengan AS dan sekutu.
"Sejak awal krisis, seperti yang kalian tahu, kita telah menunggu musuh kita yang sebenarnya menampakkan diri," kata Assad seperti dikutip harian Libanon, Al-Akhbar.
"Ini konfrontasi bersejarah yang mana kita akan muncul sebagai pemenang," tegas Assad seperti diberitakan surat kabar Libanon tersebut.
Spekulasi aksi militer ke Suriah berhembus kencang setelah oposisi Suriah menuding pemerintahan Assad melancarkan serangan kimia ke basis-basis pemberontak di pinggiran Damaskus. Menurut oposisi, lebih dari 1.300 orang tewas dalam serangan-serangan kimia yang terjadi 21 Agustus itu.
Pemerintah Suriah membantah keras tudingan tersebut. Rezim Assad bahkan menuding para pemberontaklah yang melakukan serangan kimia itu. Tujuannya, untuk mendorong aksi militer internasional terhadap rezim Suriah.
Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi mencetuskan, Barat mencoba mengubah Suriah menjadi Irak kedua. Menurutnya, isu penggunaan senjata kimia semata-mata sebagai dalih untuk melancarkan perang atas Suriah. Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem bahkan menantang AS dan sekutu-sekutunya untuk menunjukkan bukti bahwa pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia.
(ita/nrl)