Sang ayah, Hong Bingsheng menuturkan, putrinya yang bernama Hong Xiaorou ini tewas dilindas buldoser. Insiden tragis ini terjadi ketika keluarganya berusaha menghalangi upaya penggusuran di sebelah rumahnya di wilayah Zhangzhou, Provinsi Fujian, China.
Dengan menggunakan buldoser, sejumlah pekerja berusaha meratakan bangunan yang ada di tanah yang menjadi sengketa tersebut pada Rabu (28/8) waktu setempat. Menurut sang ayah, para pekerja juga berencana menghancurkan properti warga sekitarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga gadis kecil ini lantas membawa jasad korban ke kantor pemerintahan setempat dan menyampaikan protesnya.
Dalam foto yang beredar luas melalui jejaring sosial versi China, Sina Weibo, terlihat balita ini terbaring tak bernyawa di meja, yang nampaknya berada di sebuah kantor. Tubuh korban terlihat memar dengan darah yang mengalir keluar dari kepalanya. Terlihat seorang wanita yang menangis di sebelah jasad korban.
Sang ayah lebih lanjut menjelaskan bahwa pihak keluarganya telah membahas uang kompensasi terkait pembebasan lahan mereka, namun belum mencapai kesepakatan.
"Kita tinggal di wilayah yang berkembang dan mereka ingin mengakuisisi tanah kami. Kami belum mencapai kesepakatan mengenai kompensasi dan mereka membunuh anak saya dengan buldoser," terang Hong.
Menanggapi insiden ini, otoritas setempat maupun polisi membantah bahwa rumah korban menjadi target penggusuran para pengembang. Mereka kompak menyebut bahwa kematian gadis kecil tersebut merupakan kecelakaan.
"Tidak ada penghancuran. Iya, memang anak itu tewas. Tapi dia tidak sengaja tewas terlindas buldoser ketika mereka sedang meratakan lahan dan dia menyelinap masuk ke area pembangunan dan bermain di sana," terang pejabat distrik Zhangpu yang menolak menyebutkan namanya.
"Para pengembang tengah meratakan lahan dan keluarga gadis kecil ini takut jika tanahnya ikut tergusur karena berada di sebelahnya," jelas seorang polisi setempat bernama Chen.
(nvc/ita)