Kematian wartawan bernama Tamer Abdel-Raouf dari surat kabar Al-Ahram ini menambah panjang daftar wartawan yang tewas dalam beberapa minggu terakhir kekerasan di Mesir. Sejauh ini sudah 5 wartawan, termasuk satu wartawan asing asal Inggris, yang tewas.
Militer Mesir seperti dilansir New Straits Times, Rabu (21/8/2013), menuturkan bahwa Abdel-Raouf mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi saat melintasi pos keamanan di salah satu wilayah Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Shaimaa Abu Elkhir dari Komisi Perlindungan Jurnalis (CPJ) memberikan keterangan yang berbeda dikutip dari saksi mata di lokasi kejadian. Menurutnya, saksi mata yang berada di dalam mobil yang sama dengan Abdel-Raouf mengaku tidak mendengar tembakan peringatan.
Saksi mata tersebut juga menegaskan bahwa insiden penembakan terjadi sekitar satu jam sebelum jam malam berlaku.
Menurut Hamed al-Barbari dari surat kabar Al-Gomhuria yang ada di dalam mobil bersama Abdel-Raouf, mobil mereka dihentikan oleh tentara di pos keamanan dan diberitahu tidak bisa lewat. Barbari menambahkan, mobil mereka ditembaki ketika hendak berputar.
Menurutnya, Abdel-Raouf ditembak tepat di kepala dan kemudian mobil yang dikemudikannya menabrak tiang listrik. Barbari sendiri mengalami luka-luka akibat tabrakan tersebut.
"Tembakannya di kepala, tapi tidak jelas kenapa. Jika mereka ingin menghentikan mobil, seharusnya mereka menembak di bagian ban," tutur Abu Elkhir. Dia menambahkan, Abdul-Raouf dan Barbari tengah dalam perjalanan pulang usai menghadiri rapat dengan gubernur provinsi Beheira, di wilayah Kairo bagian utara.
(nvc/ita)