Sebanyak 28 negara anggota Uni Eropa akan mengikuti pertemuan pada Rabu (21/8) waktu setempat. Para menteri luar negeri negara-negara Eropa akan membahas dan mempertimbangkan serangkaian alternatif pilihan yang disediakan oleh Kepala Kebijakan Asing Uni Eropa Catherina Ashton.
Beberapa waktu lalu, Ashton bertemu dengan presiden terguling Mohamed Morsi di tempat penahanannya yang dirahasiakan. Ashton juga terus menjaga hubungan baik dengan pemerintah Mesir yang saat ini berkuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan senang untuk kembali ke Mesir jika memang mereka ingin saya kembali," tuturnya.
Di antara pilihan yang tersedia, para menteri luar negeri dihadapkan pada pilihan untuk menahan sementara atau menangguhkan bantuan senjata maupun kerjasama militer dan keamanan dengan Mesir.
Sejumlah negara Uni Eropa, seperti Jerman dan Italia telah menangguhkan ekspor senjata ke Mesir. Sedangkan Denmark telah menghentikan pendanaan bagi proyek pembangunan yang tengah dijalankan dengan pemerintah Mesir.
Namun secara terpisah, Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans mendorong negara-negara Uni Eropa untuk tetap memegang prinsip 'bantuan lebih banyak agar lebih demokratis'. "Jaringan komunikasi antara kedua otoritas dan pihak oposisi harus tetap terbuka sehingga Uni Eropa bisa mengerahkan pengaruh yang cukup," ucapnya.
Sebagian besar diplomat senior Uni Eropa menentang adanya pemotongan bantuan bagi Mesir. "Kami akan segera merespons situasi terkini. Tapi pada saat yang sama kami akan tetap menjadi aktor konstruktif yang berusaha mendorong solusi politik," ucap utusan spesial Uni Eropa untuk Mesir, Bernardino Leon.
"Tidak ada solusi yang mudah," imbuhnya.
(nvc/ita)