Ikhwanul juga mengecam kekerasan di Mesir dan menyebut pemerintah interim Mesir bertanggung jawab atas pertumpahan darah yang terjadi di seluruh wilayah negeri itu.
"Ada banyak inisiatif untuk menghentikan pembunuhan-pembunuhan tersebut, namun mereka di belakang kudeta militer menolak semuanya," cetus Ikhwanul dalam pernyataannya seperti dilansir Press TV, Rabu (21/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikhwanul juga menegaskan, pihaknya akan melawan upaya-upaya pemerintah interim Mesir untuk kembali ke era Mubarak.
Ketegangan politik di Mesir kian meningkat setelah pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie, ditangkap polisi dalam operasi yang dilancarkan di kota Nasr, Kairo. Menyusul penangkapan tersebut, Ikhwanul mengangkat anggota senior, Mahmoud Ezzat sebagai pemimpin sementara Ikhwanul.
(ita/nrl)