Pejabat senior Kementerian Kesehatan Mesir, Khaled al-Khatib menuturkan, sebanyak 318 korban tewas diantaranya merupakan pendukung Morsi yang berada di kamp Rabaa al-Adawiya dan kamp Nahda di Kairo. Sedangkan sisanya berasal dari kamp yang ada di wilayah lain.
Total ada 535 warga sipil yang tewas dalam bentrokan berdarah di seluruh wilayah Mesir. Sebanyak 43 korban tewas merupakan anggota kepolisian Mesir. Demikian seperti dilansir AFP dan Ahram Online, Jumat (16/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, juru bicara kementerian kesehatan Mesir, Mohammed Fathallah menuturkan, korban luka akibat bentrokan juga bertambah menjadi 3.994 orang.
Operasi pembersihan kamp yang dihuni pendukung Morsi ini menuai kritikan dan kecaman dari berbagai pihak. Tidak terkecuali dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang menyatakan kecamannya terhadap langkah yang diambil oleh pemerintah sementara Mesir dan aparat keamanan.
"Kami menyesalkan kekerasan atas warga sipil, kami mendukung hak dasar universal atas martabat manusia, termasuk hak untuk berunjuk rasa damai," ucap Obama pada Rabu (15/8) malam waktu setempat.
Menanggapi berbagai kritikan yang ada, sebelumnya Perdana Menteri interim Mesir Hazem al-Beblawi telah memberi pernyataan kontroversial. Dia membenarkan penggunaan kekerasan oleh aparat Mesir dalam membubarkan pendukung Morsi.
Karena, menurutnya, selama ini para loyalis Morsi kerap menyebar teror dan kekacauan bagi warga lainnya. "Meneror warga, menyerang publik, dan merusak properti pribadi. Negara harus melakukan intervensi untuk memulihkan keamanan dan kedamaian bagi rakyat Mesir," tegas Beblawi.
(nvc/try)