Seorang pejabat senior kementerian kesehatan Mesir, Khaled al-Khatib menuturkan korban tewas paling banyak berasal dari kamp yang ada di alun-alun Rabaa al-Adawiya. Dilaporkan sebanyak 202 orang tewas di kamp ini.
"Sebanyak 87 orang lainnya tewas di Giza dan sisanya berasal dari sejumlah wilayah Mesir," jelas Khatib seperti dilansir AFP, Kamis (15/8/2013). Giza berada dalam wilayah Kairo, di mana polisi Mesir dan kelompok pendukung Morsi terlibat bentrokan sengit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Versi berbeda disampaikan oleh Ikhwanul Muslimin yang menyatakan sedikitnya 2.200 orang tewas dan 10.000 orang lainnya luka-luka dalam operasi yang dilancarkan aparat polisi untuk membubarkan para demonstran pro-Morsi di Rabaa al-Adawiya dan al-Nahda, Kairo tersebut.
Secara terpisah, Perdana Menteri interim Mesir Hazem al-Beblawi membenarkan penggunaan kekerasan oleh aparat Mesir dalam membubarkan pendukung Morsi. Menurutnya, selama ini para loyalis Morsi kerap menyebar teror dan kekacauan bagi warga lainnya.
"Meneror warga, menyerang publik, dan merusak properti pribadi. Negara harus melakukan intervensi untuk memulihkan keamanan dan kedamaian bagi rakyat Mesir," tegas Beblawi.
Lebih lanjut, Beblawi menilai bahwa penetapan keadaan darurat nasional selama satu bulan memang sangat diperlukan. Terutama, lanjutnya, melihat situasi Mesir sekarang ini.
(nvc/ndr)