Seperti dilaporkan The Independent dan dilansir news.com.au, Kamis (15/8/2013), Nina Siahkali Moradi berhasil meraih 10 ribu suara dalam pemilu legislatif untuk kota Qazvin. Perolehan tersebut menempatkannya dalam posisi nomor 14 dari total 163 kandidat.
Meskipun hanya 13 kandidat yang menempati posisi teratas yang terpilih sebagai anggota dewan kota, namun kandidat yang menempati posisi ke-14 meraih posisi sebagai 'anggota alternatif', atau 'cadangan pertama'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak ingin model catwalk ada di dalam tubuh dewan kota," ujar pejabat senior kota Qazvin menanggapi hal tersebut.
Moradi merupakan lulusan fakultas arsitektur dan berjuang keras bersama rekan-rekannya untuk maju dalam pemilihan dewan kota. Moradi sendiri merasa heran dengan diskualifikasi ini.
"Nyaris 10 ribu orang memilih saya dan berdasarkan hal itu, seharusnya saya merupakan anggota alternatif pertama dalam Dewan Kota," ucap Moradi kepada media setempat.
Keputusan otoritas setempat ini agak janggal karena melakukan diskualifikasi terhadap seseorang yang sebenarnya memiliki kualifikasi untuk menjabat, merupakan tindakan melanggar hukum. Nampaknya ini menjadi ujian bagi Presiden Iran yang baru, Hassan Rowhani yang dalam kampanyenya telah bersumpah untuk menegakkan hak-hak wanita.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini