"Hasil audit menunjukkan bahwa sebanyak 1.448 anggota (kepolisian) pernah melakukan tindak kriminal," ujar menteri kepolisian Afrika Selatan, Nathi Mthethwa dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Senin (29/7/2013).
Nathi membawahi Departemen Kepolisian Afrika Selatan yang memiliki tugas mengawsi kinerja kepolisian setempat. Audit ini dilakukan oleh Departemen Kepolisian selama dua tahun terakhir terhadap 157.500 anggota Kepolisian Afrika Serikat (SAPS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil audit ini masih akan dilengkapi dengan review terhadap kasus-kasus yang menjerat para polisi tersebiut. Diperkirakan hasil audit ini akan selesai pada Oktober mendatang.
Menanggapi hasil audit ini, kelompok oposisi yang dipimpin Partai Aliansi Demokrat meminta agar setiap polisi yang memiliki catatan kriminal diberhentikan dari jabatannya. "Diberhentikan dengan segera," ucap politikus tersebut, Dianne Kohler Barnard.
"Seluruh anggota SAPS, termasuk yang menduduki jabatan penting, seharusnya mampu menjadi polisi profesional yang melindungi Afrika Selatan dari tindak kejahatan, mereka tidak seharusnya malah menjadi penjahat," jelasnya.
Beragam kasus kriminal yang menjerat polisi telah memicu ketidakpercayaan publik terhadap aparat penegak hukum ini. Tidak jarang anggota kepolisian, bahkan yang memiliki jabatan tinggi, terlibat kasus kriminal termasuk korupsi yang memang marak di Afsel.
Pada tahun 2010 lalu seorang kepala kepolisian dijebloskan ke dalam penjara karena menerima suap dari seorang pengedar narkoba. Kemudian baru-baru ini, sebanyak 9 polisi setempat tengah menjalani persidangan kasus pembunuhan. Video yang beredar menunjukkan para polisi tersebut memborgol seorang warga Mozambik ke mobil polisi dan kemudian menyeretnya di jalanan.
(nvc/ita)