Ribuan Demonstran Bulgaria Serbu Parlemen, 9 Orang Luka-luka

Ribuan Demonstran Bulgaria Serbu Parlemen, 9 Orang Luka-luka

- detikNews
Rabu, 24 Jul 2013 13:01 WIB
foto: Reuters
Sofia - Setidaknya tujuh demonstran dan dua polisi Bulgaria luka-luka dalam bentrokan yang terjadi saat para demonstran menyerbu gedung parlemen negeri itu. Ini merupakan peristiwa kekerasan pertama yang terjadi selama aksi-aksi demo antipemerintah yang terus terjadi selama 40 hari terakhir.

Dalam bentrokan di ibukota Sofia tersebut, ribuan demonstran memblokir gedung parlemen Bulgaria pada Selasa, 23 Juli malam waktu setempat. Massa tidak membolehkan para menteri, para anggota parlemen dan pejabat-pejabat lainnya untuk meninggalkan gedung tersebut usai pembahasan revisi anggaran.

Di antara mereka yang tertahan di gedung tersebut adalah tiga menteri kabinet beserta 30 anggota parlemen, para jurnalis dan staf parlemen. Ketegangan meningkat setelah pukul 22.00 waktu setempat ketika polisi mencoba mengevakuasi sebagian dari mereka dengan menggunakan bus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (24/7/2013), sekitar 2 ribu demonstran mengepung gedung parlemen sembari meneriakkan "Mafia!" dan "Mundur!". Massa juga menghentikan bus tersebut.

Sejumlah demonstran melemparkan batu-batu hingga memecahkan beberapa kaca jendela bus. Sementara aparat polisi antihuru-hara mencoba mendesak mundur para demonstran agar bus tersebut bisa lewat.

Polisi pun meminta massa untuk mundur namun para demonstran merespons dengan teriakan-teriakan "tolak kekerasan" dan "para pembunuh". Setelah mencoba beberapa kali untuk meninggalkan lokasi, bus tersebut akhirnya kembali ke gedung parlemen karena terus dihalang-halangi demonstran.

"Untuk pertama kali sejak awal aksi-aksi protes, kita kini menyaksikan ketegangan dan upaya-upaya provokasi. Saya meminta untuk menahan diri dari setiap tindakan yang bisa memicu eskalasi dan mengganggu ketertiban publik," kata Presiden Bulgaria Rosen Plevneliev.

Bulgaria yang merupakan negara anggota termiskin Uni Eropa, tengah menghadapi krisis politik. Aksi demo besar-besaran terus terjadi untuk menentang koalisi pemerintah. Aksi massal ini pecah setelah penunjukan pengusaha media kontroversial, Delyan Peevski sebagai kepala badan keamanan nasional.

Perdana Menteri Plamen Oresharski selaku pemimpin koalisi pemerintah Sosialis, kemudian membatalkan penunjukan tersebut dan meminta maaf. Namun aksi-aksi demo terus berlanjut.

(ita/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads