Komandan pasukan Armada Ketujuh AS dalam latihan gabungan Talisme Sabre, William Marks menyampaikan alasan pembuangan bom di area Great Barrier Reef tersebut. Menurutnya, keputusan yang dikritik banyak aktivis lingkungan ini dilakukan karena pihaknya mendeteksi keberadaan kapal milik sipil di zona penjatuhan yang ditentukan sejak awal.
"Area yang disetujui sejak awal, yakni di lokasi pelatihan langsung dengan bom seberat 226 kg ini, tidak aman untuk menjatuhkan bom. Terdapat kapal sipil tepat di bawah mereka," jelas William Marks kepada Australian Broadcasting Corporation dan dilansir AFP, Senin (22/7/2013).
Latihan gabungan militer Australia dengan AS ini dimulai sejak 15 Juli dan berakhir pada 5 Agustus mendatang. Sebanyak 28 ribu tentara Australia dan AS ikut serta dalam latihan ini. Lebih lanjut, Marks mengaku tak tahu bagaimana bisa kapal sipil tersebut ada di wilayah latihan militer yang digelar di dekat Shoalwater Bay.
"Saya tidak memiliki banyak informasi soal apa yang mereka (kapal sipil-red) lakukan dan mengapa mereka ada di sana," ucapnya.
"Tapi, telah menjadi bagian dari prosedur kami untuk melakukan pemeriksaan keamanan dan jika kami melihat ada ancaman, maka demi alasan keamanan kami tidak menjatuhkan perlengkapan militer apapun," jelas Marks.
Menurut Marks, penjatuhan bom di wilayah tersebut telah dikoordinasikan dengan otoritas Australia. Dia juga menegaskan bahwa militer AS selalu memprioritaskan pelestarian lingkungan.
Dua jet tempur AS jenis AV-8B Harrier awalnya berniat menjatuhkan keempat bom yang dibawanya di wilayah dekat pulau setempat, namun gagal. Dalam kondisi darurat dengan kekurangan bahan bakar dan tidak mampu melakukan pendaratan dengan muatan bom seberat itu, maka opsi pembuangan bom terpaksa dilakukan.
"Prioritasnya adalah mencari tempat dengan risiko terkecil, yang kami percayai telah kami lakukan -- menjatuhkannya di ketinggian 50-60 meter dari permukaan laut di lokasi yang tidak membahayakan pelayaran dan navigasi," terang Marks.
Insiden penjatuhan bom di wilayah Great Barrier Reef Marine Park ini memicu kritikan tajam dari banyak pihak, terutama aktivis lingkungan. Termasuk juga senator Australia dari Green Party yang menyebut hal ini sangat memalukan bagi pemerintah Australia.
(nvc/ita)