Laporan cuaca setempat menunjukkan suhu udara tertinggi mencapai 35 derajat Celcius selama beberapa hari terakhir. Parahnya, tidak diketahui kapan gelombang panas ini akan berhenti.
Dampak dari gelombang panas ini, ribuan orang terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena gangguan kesehatan. Sebagian besar mengalami kelelahan atau heatstroke, yakni serangan stroke karena cuaca panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media setempat, Jiji Press seperti dilansir Asia One, Sabtu (13/7/2013), melaporkan sedikitnya 12 orang tewas akibat gangguan kesehatan tersebut.
Salah satu korban tewas adalah seorang kakek berusia 90 tahun. Jasad kakek ini ditemukan oleh anaknya di dalam apartemen. Kondisi di dalam apartemen sangat panas dan pendingin ruangan dalam kondisi tidak berfungsi saat sang kakek ditemukan.
Badan Meteorologi Jepang mencatat, suhu udara tertinggi terjadi pada Jumat (12/7) di wilayah Kawanehon, prefektur Shizuoka, yakni mencapai 38,3 derajat Celcius. Sementara itu, lebih dari 40 titik di sejumlah wilayah Jepang tercatat dengan suhu udara mencapai 35 derajat Celcius atau lebih.
Demi mencegah lebih banyak korban jiwa, otoritas setempat dan media massa mengimbau warga untuk banyak minum air putih dan menghindari aktivitas di luar ruangan untuk sementara. Meski biasa terjadi saat musim panas melanda Jepang, gelombang panas tetap saja memakan korban jiwa.
(nvc/fdn)