Hal ini mampu menjelaskan kenapa posisi pesawat sangat jauh dari posisi ideal untuk mendarat saat kejadian pada Sabtu (6/7) waktu setempat. Penyelidikan kini difokuskan pada apakah faktor kesalahan manusia memang memicu insiden yang menewaskan 2 penumpang ini.
Seperti dilansir AFP, Rabu (10/7/2013), hasil penyelidikan juga menemukan fakta bahwa pilot tersebut baru sekali itu mendaratkan pesawat jenis Boeing 777 ke bandara San Francisco yang dikenal memiliki medan yang sulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilot yang duduk di kursi lontar menyatakan dirinya tidak bisa melihat landasan... dari posisi duduknya. Dan bahwa pesawat -- bagian hidungnya lebih ke atas, jadi dia tidak bisa melihat landasan," tutur Hersman.
Ketika pilot instruktur memberi tahu menara kontrol bahwa mereka berada pada ketinggian 500 kaki, dia menyadari itu terlalu rendah untuk mendarat. "Dia mendorong kendali akselerasi ke depan, tapi dia menyatakan bahwa pilot lain sudah melakukannya," jelas Hersman.
Saat kejadian, pilot keempat tidak berada di dalam kokpit, dia sedang berada di kabin.
Para penyelidik sebelumnya menyatakan, hanya selang 1,5 detik sebelum pesawat menghantam daratan, salah satu awak pesawat meminta dilakukannya pembatalan pendaratan pesawat. Namun sayang, hal tersebut sudah sangat terlambat untuk dilakukan. Pesawat akhirnya menabrak dinding pembatas laut dan kemudian hilang kendali, hingga akhirnya meledak ketika salah satu mesinnya terbakar.
(nvc/ita)