Menurut pemimpin gereja setempat, Lucas Kumi dari desa Rang di wilayah pegunungan Western Highlands, seluruh penduduk menolak menyerahkan gadis tersebut ke polisi.
"Warga dan para pemimpin di daerah kami pergi dan melihat tubuh tanpa kepala dari ayah tersebut setelah anak perempuan itu melaporkan insiden tersebut kepada mereka dan menjelaskan mengapa dia membunuh ayahnya," kata Kumi seperti dilansir Daily Mail, Senin (17/6/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sang ayah masuk ke kamar putrinya di malam itu dan memperkosanya berulang kali. Sang ayah ingin memperkosa putrinya lagi keesokan pagi dan saat itulah gadis muda itu mengambil pisau semak dan menebas kepala ayahnya sampai putus," tutur Kumi.
"Kami semua sepakat bahwa dia bebas tinggal di komunitas ini karena ayahnya layak untuk mati," cetusnya seraya membela perbuatan gadis yang tidak disebutkan namanya itu. "Anak perempuan itu berbuat demikian akibat trauma dan perbuatan jahat ayahnya," tandasnya.
Dikatakan Kumi, warga membentuk garis perlindungan di sekitar kediaman gadis tersebut guna mencegah polisi membawanya pergi.
"Masyarakat juga setuju untuk tidak mengadakan seremoni penguburan resmi untuk ayahnya," kata Kumi.
Tindak kejahatan pemerkosaan dan pembunuhan marak di PNG. Sebagai upaya untuk menghentikannya, pemerintah PNG belum lama ini memberlakukan kembali hukuman mati bagi kasus-kasus kejahatan serius.
(ita/nrl)