Seperti yang dikutip dari Reuters, Minggu (16/6/2013), para demonstran langsung berpencar ke berbagai arah dan melempari polisi dengan batu. Sebagian demonstran tampak mengenakan masker gas untuk meminimalisir dampak gas air mata.
Sebagian demonstran lainnya memilih berlindung di sebuah hotel mewah dekat Taman Gezi. Selain menghindari polisi, para demonstran di hotel tersebut juga berupaya mengobati rekan-rekan mereka yang menghirup gas air mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mencoba melarikan diri dan polisi mengejar kami. Rasanya seperti perang," kata Wakil Ketua Partai Hijau Jerman yang pergi ke Taman Gezi untuk menunjukkan dukungannya, Claudia Roth.
Dampak pembubaran paksa ini membuat ribuan orang turun ke jalan menuju wilayah Taksim. Mereka juga merusak sejumlah rambu lalu lintas dan memblokade jalan. Rekaman televisi lokal menunjukkan sejumlah demonstran yang memblokir jalan utama menuju Bandara Ataturk, Turki.
Sebelumnya pada Selasa, 11 Juni waktu setempat, aparat polisi telah merebut kembali Lapangan Taksim, di dekat taman tersebut yang terus diduduki para demonstran antipemerintah. Bentrokan pun terjadi antara polisi antihuru-hara dan puluhan ribu demonstran yang marah.
Para demonstran di Taman Gezi berjuang untuk menyelamatkan sekitar 600 pohon di taman tersebut agar tidak ditebang. Penebangan ini dimaksudkan untuk memulai pembangunan replika barak-barak militer era-Ottoman.
(vid/trq)