Aksi semacam ini merupakan yang pertama kali terjadi di Hong Kong semenjak ramai diberitakan bahwa Snowden bersembunyi di Hong Kong. Mantan pakar dan konsultan informasi teknologi CIA ini membocorkan operasi intelijen yang dilakukan NSA berupa program PRISM yang mampu menyadap data internet di seluruh dunia dan telepon warga AS.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/6/2013), para perserta aksi unjuk rasa ini terdiri atas berbagai lapisan masyarakat, termasuk anggota parlemen pro-demokrasi, para aktivis dan para ekspatriat yang tinggal di Hong Kong. Mereka melakukan long march ke gedung Konsulat AS sambil membawa spanduk dan meneriakkan tuntutan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, kami semua meniup peluit (merujuk pada kata whistleblower yang disandangkan pada Snowden)," teriak salah satu demonstran bernama Tom Grundy, yang juga blogger dan aktivis asal Inggris yang tinggal di Hong Kong.
Salah satu demonstran bahkan membawa poster terkenal bergambar Presiden Barack Obama dengan tulisan 'Hope' yang sering digaungkannya. Namun poster tersebut diedit menjadi seorang mata-mata dengan headphone besar di kepalanya. Sebuah poster lain bertuliskan: "Betray Snowden, Betray freedom."
Dalam pengakuannya yang ditulis media Inggris, Guardian dan media AS, Washington Post, Snowden menceritakan bahwa NSA punya program yang membuatnya mampu mendapatkan informasi yang ada di Internet dan percakapan telepon. Hal ini lantas memicu kritikan dan protes keras dari sejumlah negara.
Sementara dalam pengakuan terbarunya kepada surat kabar South China Morning Post, Snowden mengaku ada lebih dari 61 ribu operasi penyadapan yang dilakukan NSA secara global. Dari persembunyiannya, Snowden menyatakan, sebagian besar operasi tersebut ditargetkan untuk China dan Hong Kong.
(nvc/nwk)