Turun ke Jalanan, Ribuan Warga Mesir Serukan Jihad untuk Suriah

Kairo - Ribuan warga Mesir pendukung Ikhwanul Muslimin turun ke jalanan untuk menunjukkan dukungan bagi oposisi Suriah. Beramai-ramai, mereka menyerukan jihad terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad.

Aksi ini berlangsung di luar sebuah masjid di Kairo yang sebelumnya menjadi lokasi ulama asal Arab Saudi, Mohammed al-Oreifi, menyampaikan kotbah soal 'jihad demi Allah di Suriah'. Al-Oreifi merupakan ulama muslim Sunni ternama di Saudi. Dalam kotbahnya, Oreifi mendorong jamaah untuk bersatu melawan musuh.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/6/2013), orang-orang yang turun ke jalanan ini tidak hanya membawa bendera Mesir, tapi juga membawa bendera kelompok oposisi Suriah. Sebagian besar mengenakan pakaian tradisional, bernama galabiya yang berwarna putih.

"Tidak ada Tuhan selain Allah dan Bashar (Presiden Suriah-red) adalah musuh-Nya," teriak para demonstran.

"Saya di sini untuk mendukung rakyat Suriah. Saya ikut serta dalam jihad demi Allah melalui doa dan mengirimkan mereka uang," tutur salah satu demonstran yang juga mahasiswa setempat, Ossam Zeyd (22).

Sementara itu, sejumlah organisasi kemanusiaan Mesir sengaja membuka stand di luar masjid yang sama untuk menggalang dana bagi Suriah. Sedangkan kelompok Islamis terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, berencana menggelar perkumpulan akbar di stadion Kairo pada Sabtu (15/6) ini dengan tema 'Dukungan Bagi Revolusi Suriah'.

Sama seperti Arab Saudi, sebagian besar muslim di Mesir menganut Sunni. Sementara di Suriah, sebagian besar pendukung rezim Assad adalah penganut Syiah. Demikian juga kelompok Hizbullah di Libanon yang beberapa waktu lalu terang-terangan menyatakan dukungannya bagi Presiden Assad.

Pada Kamis (13/6), sejumlah ulama Sunni terkemuka dari sejumlah negara Arab berkumpul di Kairo dan menyerukan perang terhadap rezim Suriah. "Kita harus berjihad untuk membantu saudara-saudara di Suriah dengan mengirimi mereka uang dan senjata, dan menyediakan bantuan apa saja untuk menyelamatkan rakyat Suriah dari rezim sektarian ini," demikian pernyataan bersama mereka.

(nvc/nrl)