6 Capres Pengganti Ahmadinejad yang Tanding pada Pemilu Iran

6 Capres Pengganti Ahmadinejad yang Tanding pada Pemilu Iran

- detikNews
Jumat, 14 Jun 2013 12:43 WIB
6 Capres Pengganti Ahmadinejad yang Tanding pada Pemilu Iran
(Foto: Reuters)
Jakarta - Ada enam kandidat yang bertarung dalam pemilihan presiden Iran. Keenam kandidat ini terpilih dari ratusan orang yang mendaftar sebagai calon presiden Iran. Siapa saja mereka?

Dengan tidak majunya Mahmoud Ahmadinejad karena sudah dua kali menjabat, maka dipastikan Iran akan memiliki presiden baru dari pemilu kali ini. Sebenarnya ada 8 kandidat yang terpilih, namun menyusut menjadi 6 kandidat setelah mantan Ketua Parlemen Gholam-Ali Haddad-Adel dan mantan Wakil Presiden Mohammad Reza Aref menyatakan mundur dari pencalonan.

Dari 6 kandidat yang maju pada pilpres kali ini, sebanyak 5 kandidat berasal dari kelompok konservatif yang selama ini menguasai Iran. Sedangkan satu kandidat berasal dari kelompok moderat, namun mendapat dukungan penuh dari kelompok reformis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 6 kandidat presiden baru Iran, seperti dilansir AFP, Jumat (14/6/2013):

1. Saeed Jalili

(Foto: Wikipedia)
Jalili yang berusia 47 tahun ini menjadi kandidat yang cukup diunggulkan karena kedekatannya dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Jalili yang merupakan kandidat dari kelompok konservatif ini, lahir di Mashhad, Iran pada tahun 1965 silam. Pria yang merupakan veteran perang Iran-Irak pada tahun 1980-an, ini kehilangan bagian bawah kaki kanannya dalam perang tersebut.

Jika dilihat dari pengalaman eksekutif, Jalili cenderung kurang. Namun, dengan posisi kepala negosiator nuklir yang dijabatnya, Jalili dikenal sebagai pendiriannya yang kuat dalam setiap perundingan dengan negara-negara dunia. Iran sendiri selama ini dicurigai, terutama oleh negara Barat, tengah mengembangkan program nuklir yang kontroversial demi tujuan militer. Meskipun hal tersebut sudah dibantah berulang kali oleh Iran.

Dengan tutur katanya yang lembut dicampur dengan sosoknya yang cenderung kaku namun religius, diharapkan Jalili mampu menjaring suara dari kalangan tradisionalis, terutama yang loyal terhadap Khamenei.

2. Mohammad Baqer Qalibaf

(Foto: Wikipedia)
Qalibaf yang berusia 51 tahun juga salah satu kandidat konservatif yang diunggulkan dalam pilpres ini. Dia pernah berjanji akan memperbaiki perekonomian Iran dalam waktu 2 tahun menjabat, jika dia terpilih.

Rekam jejak Qalibaf cukup mumpuni. Dia pernah menjabat kepala kepolisian nasional Iran dan juga menjabat Wali Kota Teheran. Sebagai kandidat yang loyal dengan Khamenei, kiprah Qalibaf dalam dunia politik mencuat dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena dia sering mengkritisi pemerintahan Ahmadinejad.

3. Ali Akbar Velayati

(Foto: Middle East Online)
Nama Velayati tidak asing dalam dunia politik Iran. Selain dikenal sebagai politisi handal dari kelompok konservatif, pria berusia 67 tahun ini juga terkenal sebagai diplomat senior. Velayati menjabat sebagai penasihat urusan luar negeri bagi Khamenei sejak Agustus 1997 lalu.

Dalam penyampaian visi dan misinya, Velayati berjanji akan memperbaiki 'kerusakaan dan kekacauan' yang ditinggalkan oleh pemerintahan Ahmadinejad dalam waktu 2-3 tahun dia menjabat. Velayati juga berjanji untuk memperbaiki hubungan luar negeri Iran dengan negara lain, terutama negara-negara Eropa, secara keseluruhan.

Velayati pernah mengkritisi taktik perundingan yang dilakukan Jalili dalam perundingan nuklir dengan negara-negara dunia.

4. Mohsen Rezaei

(Foto: Wikipedia)
Rezaei yang berusia 58 tahun memegang gelar doktor dalam bidang ekonomi. Selama ini, Rezaei getol dalam mengkritisi kebijakan ekonomi Ahmadinejad yang menurutnya 'salah urus'. Rezai pernah bersumpah akan mengendalikan inflasi dan angka pengangguran, jika ia terpilih sebagai presiden.

Rekam jejak Rezaei yang dikenal publik ialah menjadi Komandan Garda Revolusi Iran selama 16 tahun. Rezai pernah maju sebagai capres dalam pemilu 2009, namun dia dikalahkan oleh Ahmadinejad.

5. Hassan Rohani

(Foto: Wikipedia)
Rohani yang berusia 64 tahun merupakan satu-satunya kandidat moderat di antara kandidat konservatif yang maju dalam pilpres kali ini. Sosok Rohani yang seorang ulama ini dikenal sangat religius.

Rohani pernah menjabat sebagai negosiator nuklir pada era presiden Mohammad Khatami dari kelompok reformis. Setelah kandidat kelompok reformis, Mohammad Reza Aref mundur dari pencalonan, Rohani mendapat dukungan penuh dari kelompok reformis dalam pemilu ini.

Sebagai visi dan misinya, Rohani sedikit berbeda dengan kandidat lainnya. Dia bersumpah akan mengembalikan hubungan diplomatik Iran dengan musuh abadinya, Amerika Serikat. Hubungan kedua negara terputus sejak tahun 1979 silam, ketika Kedutaaan Besar AS di Teheran diduduki oleh mahasiwa Islamis.

Dalam pilpres kali ini, Rohani juga mendapat dukungan dari sejumlah mantan presiden Iran, seperti Khatami dan Akbar Hashemi Rafsanjani.

6. Mohammad Gharazi

(Foto: Press TV)
Gharazi yang berusia 72 tahun ini merupakan kandidat tertua dalam pilpres kali ini. Tidak banyak rekam jejak Ghazari yang diketahui publik. Dia hanya diketahui pernah menjabat salah satu menteri pada era Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani.

Pada pencalonannya kali ini, Gharazi menegaskan bahwa pengalaman eksekutifnya menjadi bekal yang cukup baginya untuk memimpin Iran sebagai presiden. Dia juga berjanji untuk membentuk pemerintahan 'anti-inflasi'.
Halaman 2 dari 7
(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads