Pada akhir Mei lalu, kerusuhan antarwarga Myanmar terjadi di sebuah pasar di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia. Kerusuhan itu diyakini terkait dengan kekerasan sektarian antara warga Buddha dan muslim Rohingya di Myanmar.
Menurut otoritas Malaysia, warga Buddha Myanmar diserang oleh warga muslim Myanmar yang ingin balas dendam atas kekerasan sektarian di Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Wan Junaidi, sekitar 257 ribu warga Myanmar bekerja di Malaysia. Dari jumlah itu, sekitar 144 ribu orang di antaranya merupakan imigran ilegal. Mereka kebanyakan bekerja di perkebunan, konstruksi dan sektor-sektor bergaji rendah lainnya yang tidak diminati warga lokal.
Akibat kerusuhan di Kuala Lumpur tersebut, otoritas setempat melakukan operasi penangkapan pekan lalu. Sekitar 250 orang hingga saat ini terus ditahan, ditambah lagi dengan para pendatang gelap asal Myanmar lainnya yang telah lebih dahulu ditahan.
"Kami memiliki 4.400 warga Myanmar yang ditahan di pusat-pusat tahanan imigrasi saat ini, dan kami telah mengundang otoritas Myanmar, khususnya kedutaan untuk membawa mereka pulang," tegas Wan Junaidi.
Pejabat tinggi Malaysia itu juga meminta badan pengungsi PBB untuk segera memproses mereka yang menyebut diri mereka pengungsi dan tak merasa aman kembali ke Myanmar.
(ita/nrl)