Demikian disampaikan badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam laporannya seperti dilansir AFP, Kamis (13/6/2013). Dalam laporan tersebut, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut jatuhnya korban anak-anak dalam konflik Suriah sangat tidak bisa diterima dan tidak bisa ditolerir.
Menurut utusan khusus PBB untuk urusan anak-anak dalam konflik, Leila Zerrogui, banyak laporan soal anak-anak menjadi korban dalam konflik Suriah. "Bermacam laporan soal anak-anak Suriah terbunuh atau terluka akibat pengeboman, ditembak oleh penembak jitu, digunakan sebagai tameng atau menjadi korban taktik teror," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Zerrogui menuturkan, seringkali tentara Suriah menggunakan kekerasan seksual untuk mendapat informasi atau pengakuan dari tahanan yang mereka tangkap. Tidak jarang, tahanan-tahanan tersebut masih berusia remaja.
Menurut laporan tersebut, tahanan anak yang paling muda berusia 14 tahun diperlakukan layaknya tahanan dewasa. Dia disiksa dengan keji. "Termasuk disetrum, dipukuli, diancam, dianiaya secara seksual," terangnya.
Selain menjadi korban, banyak anak-anak di Suriah yang melihat secara langsung anggota keluarganya dibunuh. "Semua yang terlibat dalam konflik perlu dengan segera melakukan langkah untuk melindungi anak-anak," cetus Zerrougui.
"Mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan sangat penting. Kami tidak bisa membiarkan anak-anak tak berdosa tewas karena mereka tidak mendapat perawatan dokter, atau karena kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi," tandasnya.
(nvc/ita)