Duh! Banyak Anak Ditembak Sniper dan Dijadikan Tameng di Suriah

Duh! Banyak Anak Ditembak Sniper dan Dijadikan Tameng di Suriah

- detikNews
Kamis, 13 Jun 2013 10:22 WIB
Ilustrasi (AFP)
Damaskus - Tragis! Banyak anak menjadi sasaran penembak jitu (sniper) ataupun dijadikan tameng alias perisai hidup dalam konflik Suriah. Akibatnya, tidak sedikit anak-anak yang menjadi korban jiwa dalam aksi kekerasan yang sudah berlangsung sekitar 26 bulan ini.

Demikian disampaikan badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam laporannya seperti dilansir AFP, Kamis (13/6/2013). Dalam laporan tersebut, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut jatuhnya korban anak-anak dalam konflik Suriah sangat tidak bisa diterima dan tidak bisa ditolerir.

Menurut utusan khusus PBB untuk urusan anak-anak dalam konflik, Leila Zerrogui, banyak laporan soal anak-anak menjadi korban dalam konflik Suriah. "Bermacam laporan soal anak-anak Suriah terbunuh atau terluka akibat pengeboman, ditembak oleh penembak jitu, digunakan sebagai tameng atau menjadi korban taktik teror," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zerrogui menambahkan, dalam laporan tersebut terungkap bahwa bocah laki-laki minimal berusia 10 tahun dimanfaatkan oleh kelompok bersenjata dengan dijadikan prajurit maupun kurir. Dilaporkan banyak anak-anak di Suriah, rata-rata berusia 15-17 tahun, yang direkrut oleh kelompok pemberontak, Free Syrian Army.

Tidak hanya itu, Zerrogui menuturkan, seringkali tentara Suriah menggunakan kekerasan seksual untuk mendapat informasi atau pengakuan dari tahanan yang mereka tangkap. Tidak jarang, tahanan-tahanan tersebut masih berusia remaja.

Menurut laporan tersebut, tahanan anak yang paling muda berusia 14 tahun diperlakukan layaknya tahanan dewasa. Dia disiksa dengan keji. "Termasuk disetrum, dipukuli, diancam, dianiaya secara seksual," terangnya.

Selain menjadi korban, banyak anak-anak di Suriah yang melihat secara langsung anggota keluarganya dibunuh. "Semua yang terlibat dalam konflik perlu dengan segera melakukan langkah untuk melindungi anak-anak," cetus Zerrougui.

"Mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan sangat penting. Kami tidak bisa membiarkan anak-anak tak berdosa tewas karena mereka tidak mendapat perawatan dokter, atau karena kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi," tandasnya.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads