Dikritik Barat Soal Kekerasan Polisi terhadap Demonstran, PM Turki Geram

Dikritik Barat Soal Kekerasan Polisi terhadap Demonstran, PM Turki Geram

- detikNews
Sabtu, 08 Jun 2013 14:22 WIB
Ankara, - Negara-negara Barat mengkritik pemerintah Turki atas kekerasan yang dilakukan aparat polisi dalam menghadapi aksi demonstrasi yang sedang marak di negeri itu. Kritikan ini pun membuat geram Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Mereka yang mencoba mengajari kami, di mana mereka ketika peristiwa Wall Street di Amerika terjadi? Gas air mata digunakan, 17 orang tewas, ini benar-benar terjadi," cetus Erdogan.

"Aksi demo ini terjadi di Inggris, di Prancis, di Jerman dan dalam skala yang lebih besar di Yunani. Protes-protes tersebut terjadi di negara-negara itu dan mereka semua anggota Uni Eropa," kata Erdogan seperti dilansir Press TV, Sabtu (8/6/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan pun menuding negara-negara Barat menggunakan standar ganda menyangkut aksi demo antipemerintah di Turki. Menurutnya, di negara Eropa manapun, tiap kali ada aksi demo yang berlangsung ricuh, mereka yang terlibat pasti akan mendapat respons yang lebih keras.

Pernyataan ini disampaikan Erdogan setelah pejabat tinggi Uni Eropa, Stefan Fule menyerukan adanya penyelidikan cepat dan transparan atas kekerasan polisi terhadap para demonstran antipemerintah Turki.

"Demonstrasi damai merupakan cara legal bagi kelompok-kelompok ini untuk mengungkapkan pandangan mereka," kata Fule. "Penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh polisi terhadap demonstrasi ini tak punya tempat dalam demokrasi," tandasnya.

Aksi-aksi demo besar-besaran telah berlangsung di Istanbul, Ankara, Izmir, Mugla, Antaly dan banyak kota lainnya di Turki sejak 31 Mei lalu. Sejumlah tuntutan disampaikan demonstran. Salah satunya mengenai protes warga atas rencana pemerintah untuk mengeluarkan aturan pembatasan penjualan alkohol. Para demonstran juga menyerukan pengunduran diri Erdogan, yang dituding berupaya menjadikan Turki sebagai negara Islam.

Menurut serikat dokter nasional Turki, lebih dari 4 ribu orang telah terluka dalam berbagai insiden bentrok antara polisi dan demonstran di sejumlah kota. Bahkan empat orang, termasuk seorang polisi, telah tewas.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads