"Kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan telah menjadi realitas sehari-hari di Suriah," demikian disampaikan Komisi Penyelidikan soal Suriah dalam laporan yang disampaikan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss seperti dilansir Reuters, Selasa (4/6/2013).
Dalam laporan terbaru itu juga disebutkan, para penyelidik telah menerima laporan-laporan bahwa pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak menggunakan senjata kimia. Namun sebagian besar kesaksian menyebut soal penggunaan senjata terlarang itu oleh pasukan rezim Suriah.
Komisi PBB tersebut telah meneliti empat serangan senjata kimia yang dilaporkan pada Maret dan April lalu. Namun komisi tak bisa memastikan siapa dalang serangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para saksi mata yang kami wawancara termasuk para korban, pengungsi yang meninggalkan sejumlah daerah, dan para staf medis," imbuh Pinheiro saat konferensi pers di Jenewa.
Pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kubu oposisi, selama ini saling menuding satu sama lain menggunakan senjata kimia. Untuk menyelidikan hal tersebut, tim PBB pun dibentuk. Tim yang terdiri dari 20 penyelidik itu telah melakukan 430 wawancara sejak 15 Januari hingga 15 Mei di kalangan pengungsi di negara-negara tetangga dan warga yang masih berada di Suriah.
(ita/nrl)