Disebut diktator begitu, Erdogan hanya bisa pasrah. "Jika mereka menyebut orang yang telah mengabdi pada rakyat sebagai diktator, saya tak bisa bisa bilang apa-apa," kata Erdogan seperti dilansir News.com.au, Senin (3/6/2013).
Erdogan pun menegaskan dirinya bukan diktator melainkan pelayan rakyat.
"Saya bukan majikan rakyat. Kediktatoran tak ada dalam darah saya atau dalam karakter saya. Saya pelayan rakyat," tegas pemimpin Turki tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pejabat setempat, lebih dari 1.700 orang telah ditangkap terkait aksi protes yang menyebar di 67 kota ini, meski banyak di antara mereka yang telah dibebaskan.
Para demonstran di Istanbul, Ankara dan kota-kota lainnya melakukan protes terhadap langkah Islamisasi yang dilakukan PM Erdogan. Sebagian demonstran khawatir Turki akan kembali menjadi negara Islam karena baru-baru ini pemerintahnya membatasi penjualan minuman beralkohol.
Para demonstran umumnya kaum muda-mudi dan berasal dari warga kelas menengah perkotaan. PM Erdogan menyebut para pengunjuk rasa tidak demokratis dan terinspirasi oleh partai-partai oposisi.
(ita/nrl)