Dalam percakapan via telepon kepada ibunya, Dzhokhar mengatakan dirinya sudah semakin membaik dan dia mendapatkan dokter yang sangat baik. Namun dikatakan remaja berumur 19 tahun itu, dirinya berjuang untuk memahami apa yang terjadi.
"Dia tidak bisa menahan emosinya, seakan dia berteriak kepada dunia: Apa ini? Apa yang terjadi," kata ibunya, Zubeidat Tsarnaeva seperti dilansir News.com.au, Jumat (31/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bisa merasakan dia sangat bingung akan ketidakadilan yang terjadi pada kami, mereka membunuh Tamerlan kami yang tidak bersalah," ujar Zubeidat yang sejak awal bersikeras bahwa kedua putranya itu tidak bersalah.
Tamerlan tewas usai baku tembak dengan polisi yang mengejarnya. Kedua kakak-beradik asal Chechnya, Rusia itu dituduh sebagai pelaku serangan bom saat event bergengsi Boston Marathon, yang menewaskan tiga orang dan melukai ratusan orang lainnya.
(ita/ita)