Pelaksana tugas Kepala Kepolisian Selangor, Datuk A Thaiveegan menuturkan, para pelaku merupakan jemaat Pastur Ginter. Rata-rata pelaku berusia antara 20-30 tahun. Ginter ditemukan tewas di kediamannya di Taman Sri Ukay, pada 4 Mei lalu. Demikian seperti dilansir New Straits Times, Kamis (30/5/2013).
Thaiveegan tidak bersedia menjelaskan kebih lanjut soal penangkapan tersebut. Dia berdalih, polisi masih membutuhkan waktu untuk menginterogasi para pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jasad Ginter ditemukan oleh tetangganya, Fione Emilia Parere, tergeletak di ruang keluarga di kediamannya. Ginter ditemukan dalam keadaan tangan dan kaki terikat, serta leher terjerat kabel pengisi daya telepon genggam.
Saat itu, Parere dimintai tolong oleh istri Ginter, Sheryl, untuk memeriksa kondisi suaminya karena Ginter susah dihubungi. Saat kejadian, Sheryl sedang berada di Australia.
Hasil autopsi menunjukkan adanya luka memar dan luka lecet di bagian wajah, leher dan kaki Ginter. Beberapa tulang rusuk Ginter juga dilaporkan patah. Penyebab kematian Ginter dinyatakan karena kehabisan napas. Motif pembunuhan masih gelap.
Di Malaysia, Ginter menjadi pastur di sebuah gereja bernama Bridge Internasional Church yang berada di Jalan Ampang, Kuala Lumpur, Malaysia. Ginter sudah menjadi pastur di gereja tersebut selama 3 tahun terakhir.
Semasa hidupnya, Ginter dikenal sebagai sosok penuh insipirasi bagi jemaatnya. Tidak hanya di Malaysia saja, sosok Ginter juga dikenal di luar negeri. Bersama istrinya, Ginter memiliki dua anak adopsi. Pasca kasus ini, sang istri kembali ke Malaysia untuk membantu penyelidikan polisi.
(nvc/nrl)