Seorang polisi juga tewas dalam insiden yang terjadi di wilayah Edasmeta, Bijapur, India ini. Politikus oposisi setempat menyebut, para korban yang tewas merupakan korban pembantaian.
"Polisi menemukan 8 jasad setelah terjadi baku tembak antara Maois dan polisi. Jasad 3 anak laki-laki dengan luka tembak juga ditemukan," ujar kepala operasi anti-Maois, Rajinder Vij kepada AFP, Senin (20/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vij menambahkan, salah satu korban tewas diyakini merupakan anggota kelompok Maois karena polisi menyita dua senapan darinya.
Di sisi lain, kelompok oposisi mencium kecurigaan dalam insiden ini dan menuding polisi telah membantai warga desa yang tak bersalah. Pemerintah Chhattisgarh pun menyatakan, pihaknya telah mengajukan dilakukannya penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.
"Warga desa tengah bersiap untuk ritual di sawah sebelum memasuki musim menabur benih, ketika mereka dibantai," ujar juru bicara kongres setempat, Shailesh Nitin Trivedi.
Insiden ini merupakan serangkaian dari konflik berkelanjutan antara pemberontak sayap kiri dengan polisi India di wilayah pinggiran. Awal bulan ini, pemberontak Maois membunuh 3 polisi dalam serangan tengah malam di sebuah stasiun milik negara.
Selama ini, pemerintah India menyebut Maois sebagai ancaman keamanan paling serius di negara tersebut. Maois pun menyebut kelompoknya sebagai pejuang bagi hak-hak kaum etnis dan petani tanpa sawah.
(nvc/ita)