Washington menyesalkan kematian seorang nelayan Taiwan ketika kapalnya ditembaki oleh petugas penjaga pantai Filipina. Namun AS tidak mengecam insiden itu.
"Kami menyesalkan kematian tragis seorang nelayan Taiwan saat konfrontasi di laut pada 9 Mei dengan kapal patroli Filipina," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai sikap AS, Psaki hanya mengatakan bahwa Washington terus mendesak semua pihak "untuk menahan diri dari aksi-aksi provokatif."
"Akan ada penyelidikan atas kasus ini, dan kami akan mengikuti penyelidikan itu dengan seksama," tandasnya.
Sebelumnya, otoritas penjaga pantai Filipina mengakui telah menembaki sebuah kapal nelayan Taiwan. Alasannya, kapal tersebut telah nyasar masuk ke wilayah perairan Filipina. Seorang nelayan Taiwan berumur 65 tahun tewas dalam insiden itu.
Meski mengakui penembakan itu, namun otoritas Filipina menolak minta maaf atas insiden tersebut.
"Jika ada yang meninggal, mereka pantas mendapatkan simpati kami tapi bukan permohonan maaf," tegas juru bicara penjaga pantai Filipina, Armand Balilo.
Balilo menyatakan, insiden itu terjadi di perairan Filipina dan para personel penjaga pantai Filipina telah melaksanakan tugas mereka dengan benar, guna menghentikan aktivitas penangkapan ikan ilegal.
Namun otoritas Taiwan bersikeras bahwa kesalahan ada di pihak Filipina. Disebutkan bahwa kapal nelayan tersebut tidak bergerak masuk ke wilayah perairan Filipina seperti yang dituduhkan Manila.
(ita/nwk)